Alya dan Skenario Tuhan
Ku rasa ku tlah jatuh cinta
Pada pandangan yang pertama,
Sulit bagiku untuk bisa
Mengagumi dirinya
Sepanjang hari Alya terus menyanyikan lagu Pandangan Pertama dari Ran tersebut. Entahlah, mungkin seorang cupid berhasi memanah panah cinta padanya hingga ia bisa jatuh cinta (lagi).
Memang beberapa bulan terakhir semenjak Alya putus dengan mantannya, Fahri ia tidak pernah merasakan lagi apa yang namanya cinta. Alya begitu mencintai Fahri, namun ia harus berbesar hati menerima bahwa Fahri tidak lagi mencintainya.
"Al, besok masuk jam berapa ya?" (alya diam tidak menjawab pertanyaan sahabatnya, Tamtam)
"Helooow Alyaaaa ngapain sih lo bengong aja?"
"....Eh? Ha? Kenapa Tam?"
"Duuh, elo yaa. Mikirin apaan sih? Fahri?"
".... Ngga kok.."
"Udahlah Al, you must move on bey"
***
Berbulan-bulan alya berusaha untuk melupakan Fahri dan berusaha membuka hati pada pria lainnya.
Sampai akhirnya hari itupun tiba...
Alya yang memang salah satu mahasiswa berprestasi di kampusnya. Tidak hanya pintar, tapi Alya juga aktif dalam berorganisasi. Singkat cerita saat itu alya mengikuti salah satu kegiatan yang diadakan oleh organisasi tertinggi di kampusnya dan di sanalah pertama kali ia melihat Bara.
Alya tertarik pada Bara sejak pertama kali ia melihatnya,
"Cinta pada pandangan pertama? Mungkin kah? Aku ini kan termasuk dalam kategori orang tidak begitu percaya dengan love at the first sight" batin alya
"lalu yang kau rasakan padanya? Bukankah itu cinta pada pandangan pertama?"
Seperti muncul bisikan di telinga Alya yang memaksanya untuk kembali membatin dengan dirinya sendiri,
"Sepertinya tidak. Tidak mudah bagiku untuk langsung sayang, telebih cinta pada seseorang. Mungkin lebih tepatnya aku hanya suka. Yaa suka... Ah tapi tidak juga, mungkin benar, aku mengaguminya, aku suka, dan mulai jatuh cinta padanya. Iya kah? Entahlah.."
Walaupun Alya tidak pernah mengakui bahwa dirinya sedang jatuh cinta, tapi ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Ia bahagia saat bertemu dengan Bara dan selalu menantikan pertemuan itu setiap ada kegiatan.
Layaknya orang yang jatuh cinta diam-diam, Alya pun mencoba mencari tau semua tentang Bara. Ia selalu berharap dapat ngobrol banyak dengan Bara, mencoba mengetahuinya lebih jauh.
"Ah, tapi itu gak bakalan mungkin gue dapetin. Gak bakalan mungkin dia bisa suka sama gue. Kenal gue aja enggaa" ringis alya saat bercerita pada Tamtam
"Elu dooong bantuin gue biar bisa deket sama diaaaaa..." lanjut alya
"Yaelah Al, gue bisa apaaan. Dia aja gak kenal lu, apalagi gue. Etapi gue punya temen yang stu kelas sama dia. Nanti deh yaa gue coba tanya sama dia. Gue usahain deh bey buat lo" ucap Tamtam mencoba menyenangkan Alya
"Aaaa thanks yaa, lo emang the best deh tam.. Emuaaah..."
Percakapan singkat tersebuta kemudaian diakhiri dengan senyum yang mengembang dari keduanya
***
Dua bulan berjalan dan masih belum ada perkembangan yang berarti dari kedekatan antara Alya dan Bara. Di saat itu pula Alya mulai putus asa.
Pukul sepuluh lewat delapan. Alya kembali hadup dalam kesendirian. Tak ada teman apalagi pasangan. Mungkin Tuhan belum mengijinkan Alya untuk kembali berpacar. Berjalan dan melupakan bisa jadi satu-satunya jalan yang harus dilalui. Walaupun perasaan kini tidak karuan. Tapi harus tetep maju melangkah ke depan. Selamat tinggal kenangan.
Tamat
0 komentar