Adalah Kamu, Semestaku
Kanvasku kini telah bergambar. Seseorang datang membawa potongan langit dan senja mengburkan hitam di atasnya. Ia begitu tekun melukis semesta di riuhnya kepala ini meskipun aku masih saja berlari. Ya, terus berlari hingga pada akhirnya aku tak ingin berhenti mengitari setiap sudut di dirinya.
Langkahku kini tidak lagi cemas sendirian. Seseorang telah mengiringi dan memberi lengan tempat menyandarkan lelah juga sepi. Jalan menuju puncak masih panjang dan terbentang begitu terjal di luar sana. Saling mengulurkan tangan dan menopang kala pincang, aku harap kita bisa terus saling menguatkan. Menelusuri belantara dan tersesat di dalamnya aku akan tetap merasa aman bila itu bersamanya.
Mungkin memang jemari ini tidak bisa teru-menerus kau genggam untuk sekarang. Kadang rindu juga akan terasa begitu menyiksa ketika raga berjauhan. Namun percayalah, dekapmu tetap melekat meski jarak kita seringkali tidak dekat.
Adalah
kamu, sempurna di ketidaksempurnaanku,
kamu ganjil yang menggenapkanku,
kamu pengisi di setiap celah kekosonganku,
kamu bintang di malam dan terik di siangku,
dan karena kamu kini adalah semestaku
Indralaya, Agustus 2015
1 komentar