Bawakan Satu Untukku
Pada setiap rintik hujan yang turun aku berpasrah. Meyakini bahwa masih ada secercah cerah yang terselip di dalamnya. Langitku kini penuh, masih dihiasi awan-awan temaram dan sedikit kabut tak bertuan.
Di setiap langkah yang kadang tak berarah, aku berpasrah. Berusaha memahami jejak langkah yang entah telah dilewati oleh siapa. Aku tersesat, Tuan. Begitu melelahkan untuk bahkan mencari sebuah jawaban.
Meskipun tangan menopang bahu seorang teman, lengan ini tak terpegang untuk kadang bisa bertahan. Bahu selalu bisa diandalkan untuk menenangkan ketidakwarasan yang muncul ketika aku mulai bersandar pada sebuah bentuk kenyataan. Bawakan untukku sebuah, Tuan.
Seorang hebat disana sedang berdiri di balik setiap tutup mata. Aku percaya, ada sosok yang tidak pernah tertidur untuk menjawab sebuah doa. Perkara melihat apa yang tak pernah ada, tak pernah sesederhana membawa sebuah cerita cinta.
Ketika raga ini berpihak pada setiap luka yang pernah dirasa, aku tak bisa apa-apa walaupun hanya untuk sebuah ungkapan lupa. Mekanisme perombakan racun yang memang terjadi di hati, tak pernah berlaku untuk urusan hati yang satu ini. Tenang sayang kau tidak sendiri. Ada aku yang sudah pernah jatuh dan tentu tidak sekali.
Sayang, tetaplah kuat untuk menjadi seorang yang selalu membahagiakan.
Tertanda
Kelemahanmu sendiri. -Day 5
0 komentar