Sepetak Kamar Kostan

by - 01:57

Hari ini aku kembali ke kampus. Duduk dalam ruang kuliah dengan segala carut marut di dalamnya. Tak lama aku di dalam sana dan kelas bubar setelah dosen di mata kuliah kedua ternyata absen siang ini. Aku pulang dengan segala kerumitan akan tugas yang sedang asik berkompromi dengan malas di kepala. 

Sepetak kamar cukup luas yang disekat dengan sebuah triplek telah menanti dan menunggu penghuninya kembali. Ia tak tahu bahwa sebenarnya sang penghunin enggan untuk cepat-cepat pulang dan menghabiskan hari di dalam sana, sendiri.

Hampir tiga tahun sudah aku menghabiskan sisa hari dan malamku di tempat ini. Yaa, setelah seharian berkecamuk dengan riuhnya hari, kasur di kamar inilah yang paling aku cari. Berteman bantal si penghapus sesal dan guling sang pemeluk rindu.

Dinding-dinding yang tak pernah bersuara ini mungkin bosan melihat hariku yang terus-terusan memandang layar laptop tanpa tau apa yang ingin dikerjakan. Langit-langit kamar mungkin malu atas kerjaku yang seolah memandanginya setiap malam sesaat sebelum aku terlelap, padahal diri ini berpikir atas apa yang telah dikerjakan seharian tadi. Lantai kamar mungkin juga meronta karena sujud yang seharusnya ia terima kadang terlupa dengan ataupun tanpa sengaja.

Disini aku menuliskan cerita, tentangmu yang tak pernah bersuara ketika tawa sang empunya tak lagi tercipta. Kau memang tak bernyawa, tapi aku percaya kau bisa merasa. Disini semua tercipta, tangis dan tawa; sedih dan bahagia; suka dan duka; lelah dan asa; cita dan cinta, bahkan aku dan ia. 

Tadinya aku tak tahu kemana dan teruntuk siapa susunan kata ini tercipta, yang jelas, ini yang ada di kepala. Ternyata kepadamu surat hari ini bermuara.
Terimakasih, kau adalah saksi kisah perjalanan seorang anak manusia yang tengah jauh dari orangtua dan keluarga demi mencapai segala mimpinya. Aku mungkin tak bisa menyebutkan kau dalam lembar persembahan skripsiku, jadi disini aku tuliskan lembar persembahanku padamu.
Kau, Kamar Kostan-ku

Ditulis di dalam sebuah kamar pada sebuah sore yang tak lagi berawan.
Inderalaya, 3 Feburuari 2013. Day 3.

You May Also Like

0 komentar