Kepalamu adalah taman bermain. Aku, anak kecil yang enggan meninggalkan sebelum mama memanggil. Ada labirin memanggil mencoba mengajak bermain ke sana.
Rumit memang, tapi tak apa. Aku suka berlama-lama di dalamnya Itupun jika kau mau membuka satu persatu penghalang untuk masuk lebih jauh ke dalam.
Bianglala terus berputar, tidak peduli seberapa takut ia yang berada di atas sana. Aku berpegang erat berusaha menikmati setiap gaya yang diberikan pada porosnya.
Jungkat-jungkit di ujung taman seperti tidak berpemilik. Beberapa hal mungkin tak perlu diungkit agar tidak kembali sakit.
Piknik mungkin menjadi satu dari sejuta pilihan liburan. Aroma khas buku yang baru dibeli tak pernah gagal membuatmu tersenyum sesaat ketika membauinya. Sementara aku berharap menjadi satu dari sekian Bab yang tak bosan ingin kau ulangi membacanya. Ah, senja kini menjadi penanda untuk setiap cangkir kopi yang pernah dibuat dengan atau tanpa ecap.