Lagi, ku dengar gemericing suara sendok yang beradu dengan bibir gelas malam itu. Aku duduk di depan teras, sementara ia sibuk mengecap kopi kemudian menambahkan gula dan mengaduknya. Yaa, begitu seterusnya hingga ia rasa pas. Kopi itu hanya ia kecap lalu dimuntahkannya dan tak pernah ia telan.
"Ini.." seraya ia memberikan secangkir kopi yang baru saja ia buat kepadaku.
Aku mengaduk pelan sambil menghirup aromanya dalam-dalam. Ah, selalu ku rindukan saat-saat seperti ini.
Ia duduk disamping ku, diam-diam memperhatikanku dan berusaha memalingkan pandangannya ketika aku menatapnya balik. Tak ada kata memang, tapi aku bisa merasakannya, pun aku tidak tahu dengan jelas itu apa.