Terlalu Sayang untuk Pergi Meninggalkan
Day 3
Teruntuk sahabat, partner, kawan, keluarga ku di surganya Allah,
Alm. Dedek Mareta Setyabudi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DEEEEEK!!!!
Pasti kau lega nian ye, la sudah demisioner sekarang, haha semoga makin tenang yo tidur panjang kau di sano. Ini adalah kongres kedua yang aku ikuti selama di GS. Kongres yang cukup pahit sebenernya buat aku. Dak biso aku pungkiri, kongres tahun lalu jadi bayang-bayang buat aku di kongres yang baru saja dilaksanain 30 Januari – 1 Februari tadi, dan setiap inget kongres tahun lalu, setiap itu pula sosok kau langsung muncul di kepala.
Inget dak, cakmano kau bersikuku minta aku balek ke Palembang untuk datang kongres? Inget dak waktu itu kau yang “..gek aku pinjem motor budak yang la ado, nanti aku jemput” saat aku bingung gimana ke lokasi karena aku daktau jalan? Inget dak obrolan kita waktu kau nraktir aku makan di rumah makan padang sebelum ke lokasi? Inget dak, kau yang mintak aku buat jadi Redaktur dan ngedampingin kau di redaksi?
Aku inget, Dek, aku inget jelas nian itu semua. Ah, bahkan chat obrolan kito itu masih aku simpen sampai sekarang.
Aku daktau, apo cuma aku yang kau ceritoke saat itu perihal rencana program kerja kau, tapi terima kasih la sudah percayoi aku buat jadi pendengar, pemberi kesan dan masukan atas apo yang kau rasoke. Makasih untuk semua kepercayaan yang kau kasih ke aku, kau tetap ngeyakini aku bahkan di saat aku dak yakin samo diri aku dewek. Kau tetep pemred aku, Dek. Nianlah.
Dek, kayanya aku masih megang predikat notulen paling keren selama kongres di GS, kalu kau ado di sano selama 3 hari ini, pasti kau juga sependapat samo aku, haha. Oiyo, tau dak apo yang lebih bikin aku cemas selain kemungkinan bakal dicalonin jadi presidium? Adalah menjadi bakal calon pemum. Yailaaah, aku masa jadi bakal calon, Dek. Beberapa peserta kongres masih mikir waras sebelum akhirnya terprovokasi oleh interfensi dari Ka Rudy, Ka Pita dan Ka Fe. Hwaaaa, aku dak galaaaaak tau dak. Tapi kayanya kalo kau ado kemaren itu, mungkin kau jugo bakal mendukung mereka. *sigh
Aku bersedia jadi bakal calon karena rasionalisasi aku mundur ditolak, juga karena gak mau ngecewain pilihan temen-temen yang -entah kerasukan apo- semalam udah milih aku. Aku samo Abdan adalah calon yang keliatan paling dak siap, haha. Taulah dewek kau cakmano porsi kami, kau pasti ngetawain visi misi aku kalo denger, aku be malu ngingetnyo, haha. Tapi omongan aku yang bilang dakpapo aku jadi korban asal bisa bantu, dan keinginan aku buat nyiptain suasana kaya dulu di GS itu sungguh-sungguh. Insyaallah aku siap ngedampingin Rizki dan kawan-kawan yang lain.
Dek, Umar semalem ngomong “..karena udah jadi hukum alam yang semakin dekat akan ngebawa kita untuk semakin jauh”. Seberapa keras aku nolak pernyataan itu, nyatanya emang bener kalo kita akan semakin dekat dengan perpisahan. Bahkan tentang bagaimana berpisah dengan keluarga angkatan 12 di tahun mendatang saja aku tidak bisa membayangkan. Menjadi bagian di masa dua kepengurusan dan ikut andil saat pendemisioneran sudah cukup membuat aku merasa banyak kehilangan, ditambah dengan kepergian kau, Dek.
Tanggungjawab membawa GS menjadi lebih baik kini ada di kami, Rizki sebagai kepala rumah tangga di keluarga besar GS kita kali ini akan memimpin selama satu tahun ke depan. Doakan kami yo, Dek. Sejauh apapun aku pergi suatu saat nanti, aku masih bakal kembali untuk GS. Iya, aku sayang kalian, sayang keluarga ini.
Indralaya, 1 February 2015
Tertanda,
Mega
0 komentar