Muara Durian

by - 18:11

Asalamualaikum mamang, bicik, bujang, gadis, galo-galo


Ihh bahasa apa itu?, hhe, itu bahasa palembang, mamang itu sebutan untuk paman, bicik itu bibi, sementara bujang untuk para anak remaja putra dan gadis untuk remaja putri, galo itu sendiri berarti semuanya. Yaa sedikit perkenalan lah yaa mengenai salah satu bahasa yang cukup terkenal di bumi sriwijaya ini.
Oke lanjuuut,

Sumatera selatan merupakan salah satu provinsi besar di indonesia dengan ibu kota Palembang. Siapa yang tidak tahu kota Palembang? Saya yakin semua orang pasti tahu akan kemegahan kota yang terkenal dengan pempeknya ini. Apalagi setelah tahun 2011 kemarin Palembang menjadi tuan rumah perhelatan terbesar di negara kawasan asia tenggara yaitu sea games. Tapi, tahukah anda? Sumatera selatan memilki berbagi tempat menarik lainnya yang sayang banget kalau dilewatkan, apalagi kalau anda sampai tidak mengetahuinya.

Muara dua, yaa Muara dua merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Ogan Komering Ulu selatan provinsi Sumatera Selatan. Letak geografis muaradua yang dekat dengan danau Ranau membuat lokasi ini menjadi sejuk dan dingin.
Muara dua yang terdiri dari beberapa desa ini memberikan kealamian tersendiri bagi masyarakat setempat maupun para pendatangnya.
Sebagian penduduk desa di muara dua ini memilih berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak heran bila disepanjang jalan di desa ini ditumbuhi oleh berbagai hasil kebun seperti ladang jagung, kebun durian, dan masih banyak lagi.
Berbicara soal durian, siapa yang tak mengenal pesona sang raja buah ini. Buah yang berduri di bagian luarnya ini memang merupakan buah musiman. Yaa durian hanya berbuah setahun sekali dan beruntung beberapa bulan yang lalu saya berkesempatan untuk menikmati buah durian di muaradua ini.

Bertepatan dengan liburnya kuliah, saya bersama saorang sepupu memutuskan untuk bertandang ke rumah kerabat di salah satu desa di Muara dua ini. Rasa letih setelah menempuh perjalanan panjang terbayarkan saat datang ke kebun durian milik keluarga kami ini. Decak kagum tak henti-hentinya saya ucapkan ketika melihat buah durian yang berbuah lebat di pohonnya itu. Tidak hanya lebat, tapi buah durian disini juga tumbuh lebih pendek sehingga kita bisa menggapainya. Subhanallah.. Tidak sampai lima menit terdengar buah durian yang jatuh langsung dari pohonnya dan beradu dengan tanah. Walaupun terlihat menyenangkan, kita juga harus hati-hati disini bila tidak ingin tertimpa durian yang jatuh dari pohonnya.


Buah Durian yang langsung bisa digapai \o/
Buah durian yang jatuh langsung dari pohonnya tidak selalu utuh, terkadang buah itu sudah pecah dibagian pangkalnya. Hal ini tidak memungkinkan buah durian tersebut untuk dijual, karena biasanya pembeli tidak mau buah durian yang sudah pecah. Jadi untuk memperkecil kerugian, buah durian yang sudah pecah tersebut biasanya dijadikan panganan hasil olahan durian oleh masyarakat setempat seperti Tempoyak, Lempok (dodol durian), Es Krim Durian dan masih banyak lainnya.
Tempoyak  merupakan makanan khas dari Sumatera Selatan, tempoyak  sendiri merupakan hasil fermentasi dari buah durian yang sudah di pisahkan dari bijinya lalu diberi taburan garam dan disimpan dalam toples. 

buah durian yang  dipisah dari bijinya
Selama seminggu di sini hampir setiap hari saya selalu makan durian ini, bahkan saat sarapan pun saya sudah disuguhi oleh durian, haha memang tidak pernah puas rasanya menikmati kenikmatan buah yang satu ini.
Ahyaa, semoga tahun depan saya masih bisa berkunjung ke salah satu daerah penghasil durian terbesar di Sumatera Selatan ini *smile*

nyaaam \m/
Dokumen foto: pribadi

You May Also Like

0 komentar