2017 and All of The Things Inside

by - 07:39

Haloooo,

Setahun kemarin sepertinya jadi salah satu fase termalas saya untuk share ini-itu-anu di segala media sosial. Duileee yang katanya punya cita-cita jadi selebtwit atau travel bloher, tapi konsisnten bikin konten aja alasan males terus. Gimana mau kesampaian kalo postingan selama 365 hari cuma 18 foto di instagram, nol di blog dan gak pernah mengeluarkan ide di twitter. Hhhh. Sekalinya nulis blog juga masih curhat isinya. Sad.

Tapi yaudalah yaa karena ini hari terakhir di tahun 2017 dan blog saya tahun ini kosong ga ada isinya sama sekali, izinkan saya untuk menuliskan ini sebagai catatan untuk dikenang dan bahkan ditertawakan kala hari kemarin hal tersebut pernah begitu saya risaukan.

So, here we goes

Januari; Melawan Takut. 2017 diawali dengan ke-tidak-siap-an diri dan materi untuk persentasi tugas akhir OJT di depan direksi. Jadi setelah kurang lebih sembilan bulan dilalui sejak April 2016, saya dan teman-teman seangkatan di kantor memasuki proses penilaian akhir, yakni sebuah pemaparan tugas akhir di depan BOD perusahan. Di tengah hari-hari gak ada kerjaan karena materi belajar yang sudah habis, dan bayang-bayang menghadapi direksi yang saya aja gak terbayang waktu itu saking parnonya, kami masih bisa berkumpul menertawakan nasib kami dan bahkan saya masih sempat belajar berenang. Yep. Sebuah pencapaian bagi saya yang selama ini di kolam renang cuma berdiri-berdiri di pinggiran dan takut setengah mati setiap kaki udah gak napak saat belajar renang. Tapi hari itu untuk pertama kalinya dalam hidup, saya bisa meluncur dan mulai bisa mengapung melawan rasa takut.

Tukang Maksa  

Februari; The Day. Saya mendapat giliran presentasi hari pertama di sesi terakhir. I know that's not my best, tapi leganya melewati siang itu melebihi saat-saat keluar ruang ujian dengan hantaran "selamat, kamu lulus" dari dosen penguji. But anyway that's just one little phase on my life, sehari setelahnya, saya langsung terbang ke Palembang dengan misi memberi kejutan dalam rangka ulang tahun mas pacar, tentu saja secara geriliya tanpa sepengetahuan mas pacar sendiri. And yhaaa mission completed *terdengar suara terompet*. Ia sampai loncat melihat saya yang tiba-tibaa muncul dari balik pintu kamar seorang teman. Viva la ldr~
Ah ya, di akhir bulan kami menuntaskan wacana santai di pantai sebelum pengumuman kelulusan. Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu menjadi destinasi kami saat itu.




Maret; Hadiah Besar. Saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu destinasi wisata paling digemari di Indonesia, Bali. Mestakung! Alih-alih mengeluarkan biaya akomadasi, saya malah membawa pulang hadiah jutaan rupiah. Perjalanan pertama saya ke Bali bisa dibaca di sini. Terlepas dari euphoria jalan-jalan dan bahagianya saya mendapat grandprize, terselip kesedihan dan kekecewaan yang cukup mendalam. 03 Maret 2017, tepat dua minggu sebelum perjalanan ke Bali, kelulusan kami; MDP diumumkan. Tidak ada dari kami yang menyangka akan hasil dari keputusan tersebut. Tiga dari kami dinyatakan tidak lulus dan tidak dapat melanjutkan kontrak kerja. Hari itu, saya mendapat satu lagi pelajaran menjadi orang dewasa.
 
Sah jadi turis Bali
April; Kembali ke Wonosobo. Perbincangan ringan dengan beberapa teman lama untuk muncak bareng akhirnya terlaksana juga. Bersama dengan dua orang teman dari kantor, kami bergesa menuju terminal sore itu. Meski terlibat drama berangkat yang sempat buat darah agak naik, terjebak semalaman di bus yang banyak kutu, we made it!

 
Since 1999 a.k.a sejak SD

yang ini dari TK
 

Mei; Menengok Mangrove. Selain makan siang bareng, rangers sedang giat giatnya berjalan. Hari itu kami berjalan ke salah satu wisata di pinggir Jakarta, Wisata Hutan Mangrove PIK. Harga tiket masuk sekitar 25k per orang dan akan dikenakan biaya tambahan jika membawa kamera. Beberapa fasilitas di dalam juga







Agustus; Pulang ke Yogya. Kembali ke Yogya bersama masnya dengan itinerary yang saya buat cukup padat. Memulai perjalanan Barat; Kalibiru di Kulonprogo sampai ke Parangkusumo; bermain pasir di Gumuk Pasir, sunset di Prangtritis dan lanjut berjalan menuju pantai di deretan Gunung Kidul. Sunrise di pantai Kukup, disiram ombak di pantai Timang, sampai kepanasan di Wedi Ombo. Sayang, saya kehilangan file foto di awal perjalanan tersebut karena ke-sotoy-an untuk trasfer file dari HP ke flashdisk pakai PC sebuah rental komputer yang kami temui di salah satu desa saat perjalanan menuju ke goa pindul. Ya gitulah, saat sadar filenya hilang tidak berbekas, nyess hati sakit banget kaya ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya. Gak mood sejadi-jadinya, udah nangis tapi masih sakit rasanya, hiks. Jadilah file yang tersisa hanya seputar perjalanan dari Goa Pindul sampai pulang. Huhu

Hanya foto berbayar yang tersisa dari Kalibiru, file lain yang diambil dengan kamere sendiri sudah hilang

Goa Pindul

Belom sadar file pada hilang


#MainKeMuseum Gunung Merapi

Another #MainKeMuseum ke Ulen Sentalu 


Ngapaeeen nyampe ke Solo segala

Pertama naik pesawat

sampai Jakarta
September, 

Oktober

November,

Desember,

lupa ada apa, haha will be update soon kalau sudah ingat. Much love xoxo

You May Also Like

0 komentar