Kepada Kamu yang Berduri
Hai,
Sepertinya aku mulai bingung harus memulianya darimana dan bagaimana.
Aku lupa kapan persisnya tulisanmu mulai mengisi baris timeline ku, yang kutau semenjak ada namamu dalam list following ku, timeline terasa seperti membaca isi hati sendiri kemudian bilang 'ih kok gue banget si'
Darimu aku menemukan inspirasi menulisku.
Semacam terkagum-kagum dan tak bisa untuk berhenti membaca Racikan Kata yang kau buat.
Katamu 'jangan kepo nanti galau' yep memang benar, tapi entahlah aku selalu ingin terus men-scroll timeline mu agar tidak ketinggalan sedikit pun yang kau tulis. Hasilnya? bukannya galau malah jadi pengkoreksian diri. 'apa iya memang aku seperti itu'.
Aku suka bagaimana caramu merangkai kata menjadi sebuah ungkapan, sindiran, dan apalah namanya itu.
Tajam, setajam duri yang ada di atas kepalamu.
Tidak ada yang lebih jleb-dheg-errr saat 140 karakter yang kau tulis bisa menggambarkan isi hati seseorang, termasuk aku.
Ah untung saja kau buat penawarnya, #RTbukancuurcol, walaupun sebenarnya itu merupakan curhat-colongan juga. haha
Belakangan muncul aplikasi perekam suara semacam voicenote, dan lagi kau isi dengan kata-kata yang seakan dapat menampar hati setiap insan yang mendengarnya.
Tapi kelihatannya itu memang permintaan dari fans mu, yaa anak-abege-labil-yang-sakawgalaws.
Rasanya sudah bukan umurku lagi untuk bergalau-an-ria masalah kisah kasih yang tak pernah ada habisnya.
Tapi yaaa, apapun itu aku tetap suka tulisanmu.
Terus menulis.
Tetap menjadi landak yang berduri tajam namun menginspirasi.
-dear Oka [at]landakgaul
#SuratCintaUntukSelebtwit
#SuratCintaUntukSelebtwit
2 komentar