Entahlah akupun tak sampai hati membayangkan bagaimana hebatnya Ia ketika itu.
Darah yang mengalir di tubuh ini tidak lain berasal darinya..

Seluruh hidupnya diabdikan kepada kami.
Seorang Ibu yang ku panggil Eyang, adik perempuannya, seorang lelaki yang kusebut Papa, tiga orang adik perempuanku dan aku tentunya.
Jangan ditanya, beliau yang menyiapkan keperluan kami semua.
Tidak tanggung-tanggung, dari matahari mulai menampakkan dirinya sampai menghilang digelapnya malam.
Letih? tentu saja.
Belum lagi mengurus keperluan rumah tangga,
mencuci, menyapu, mengepel, menyiapkan makan malam, membereskan rumah, dan yang lainnya..

Mama,

Seorang wanita paling tangguh yang ku kenal
Beliau sosok wanita yang tegar
Di saat semuanya semakin terpuruk, papa memutuskan untuk hijrah ke tanah kelahirannya.
Mama? mendukung papa dengan sepenuh hati berharap semua akan membaik,
Walau aku melihat kekhawatiran di matanya, Mama tetap berusaha tersenyum

Wanita dengan seribu macam kebisaan.
Tidak ada seorang anak menangis yang tidak terdiam ketika berada digendongannya
tidak ada anak kecil yang tidak akrab dengannya
tidak ada tugas kerajinan tangan yang tidak bisa diselesaikan olehnya
tidak ada benda yang tidak bermanfaat baginya
tidak ada teman laki-lakiku yang tidak dikenalnya
tidak ada Mama sehebat, sekuat, setegar, seribet, sekratif, sewelcome dirinya

Mungkin aku bukanlah sosok anak yang bisa beliau banggakan,
Sering kali aku membantah, membentak, bahkan melawannya
tidak sekali juga aku mengecewakan bahkan mungkin pernah menyakitinya
aku yang masih sering merepotkannya
aku yang pura-pura acuh dihadapannya
aku yang..... ah terlalu banyak salahku kurasa

Maaf,
maaf belum bisa menajdi apa-apa untuk saat ini,
belum bisa memberimu apa-apa
belum bisa membahagiakanmu
belum bisa membalas semua jasa-jasamu

Walaupun sembilanbelas taun ini aku gapernah bilang aku sayang sama Mama,
but, believe me. I love you with all my life.
thanks for all the things that you've gave to me.
semoga Allah selalu memberikan kesehatan buat Mama dan semuanya,