Pena Baru GS

by - 05:10

"Jadi kapan mau baliknya?"

"Gatau.."

"Jangan gatau-gatau, biar bisa dicariin tiket dari sekarang"

"....."

Begitulah pertanyaan yang terus dilontarkan Papa ke saya beberapa hari sebelum akhirnya saya memutuskan kapan balik lagi ke tanah rantau di pulau seberang sana, ya, bumi Sriwijaya. Ke-tidak relaan muncul ketika ada satu hal yang memaksakan saya untuk sesegera bertolak pergi meninggalkan rumah. Liburan yang belum genap satu bulan saya habiskan di rumah terpaksa saya tanggalkan demi kecintaan dan tanggung jawab yang saya rasakan disana.

Konspirasi semesta yang sepertinya juga enggan saya tinggal pergi. Bus yang dijadwalkan berangkat pukul 3 sore telat datang dikarenakan akses jalan Jakarta yang digenangi air sehingga terjadi macet di sebagian besar jalanan Ibukota dan membuat saya harus menunggu selama lebih dari 2 jam. Kesal memulai perjalanan pulang pada hari itu.
Perjalanan yang sudah tidak menyenangkan dari awal semakin tidak menyenangkan untuk saya. Kondisi badan yang memang kurang sehat ditambah jalanan yang rusak berat sukses mengacak kepala dan isi perut saya. Perut yang pada dasarnya memang tidak saya isi makanan semakin menambah mual di sepanjang perjalanan. Tercatat sebanyak tiga kali saya berhasil mengeluarkan air dalam perut tanpa adanya secuil pun makanan. Hal ini menjadi rekor tesendiri bagi saya yang dalam beberapa tahun terakhir biasa melakukan perjalanan bolak-balik Jakarta-Palembang. Bukan suatu hal yang perlu dibanggakan memang.


***

Kost-kostan kosong yang ditinggal beberapa penghuninya tersebut hanya diam membisu menyambut kedatangan saya siang itu. Inderalaya masih sepi, belum banyak mahasiswa yang siap untuk kembali berurusan dengan ocehan Ibu kost dan aktivitas kampus lainnya.
Saya terduduk, memandang setiap sudut kamar yang masih rapi namun kotor dipenuhi sarang laba-laba. Tak perlu basa-basi apalagi permisi, ingatan dan kenangan itu langsung masuk menyergap dan menyingkap setiap sudut ruang kepala. Disini kita pernah bercerita, melihat beberapa anak bermain bola, disini tempat kita berbagi tawa bahkan tangis bersama. Tak perlu waktu lama, tangis pecah sejadi-jadinya di setiap ingatan yang muncul dimana saya hapal betul bagaimana detailnya. Beberapa kali saya mencoba hingga pada akhirnya berhasil untuk bangkit, mencoba mengingat dan melanjutkan kembali apa tujuan utama saya datang kesini.

Singkat cerita saya tiba di lokasi tempat Kongres berlangsung tepat beberapa saat setelah adzan magrib berkumandang. Rasa lelah yang amat sangat dan perasaan-yang-entah-apa-namanya seketika hilang ketika bertemu keluarga GS yang kelihatannya sudah menunggu kedatangan saya. Yaa sebut saja mereka menunggu saya. 
Ahya, belum saya jelaskan bahwa saya memepercepat kepulangan kembali ke Palembang dikarenakan adanya Kongres LPM GS yang ke XII. Sama halnya dengan Sidang Umum Mahasiswa beberapa organisasi lainnya, Kongres kali ini diperuntukkan untuk memilih pemimpin dan membentuk sebuah kepengurusan baru dalam organisasi, dalam hal ini tentu saja LPM GS Unsri. Bagi yang belum tau apa itu LPM GS ada baiknya membaca apa itu LPM GS Unsri disini.

***

Kongres berlangsung selama 3 hari 2 malam dan bertempat di wisma pertamina, ngg.. saya kurang paham alamat persisnya. Yaa, kita menghabiskan waktu bersama-sama dalam sebuah wisma yang cukup besar dan lengkap serta bagus menurut saya, dengan tidak memandang jabatan dan angkatan namun tetap saling menghormati, mengahrgai sesuai kaidah yang ada.

Tidak seperti beberapa sidang yang pernah saya ikuti sebelumnya, disini kita lebih santai namun tetap serius dan tidak meninggalkan aturan layaknya sebuah persidangan pada umumnya. Dengan dipimpin beberapa orang presidium sidang, sidang berjalan seru. Beberapa masukan, bantahan dan sedikit lawakan ramai mewarnai jalannya proses persidangan. Pernyataan-pernytaan dan ego yang muncul dari masing-masing peserta sidang membuat sidang semakin memanas. Perdebatan-perdebatan alot yang memakan banyak waktu tak jarang membuat kesal beberapa peserta sidang.

Sidang hari pertama berakhir pukul 03.00 dini hari. Saya yang belum beristirahat bahkan meluruskan pinggang pun belum sejak tiba di Palembang tentu menanti-nantikan hal ini. Perut yang lapar tidak menjadi penghalang saya untuk langsung terlelap pulas dan terbangun paling siang diantara teman-teman lainnya pada hari kedua persidangan. Mandi mungkin menjadi hal yang langka pada saya dan beberapa orang teman lainnya mengingat air yang baru dihidupkan saat siang. Bermodalkan sikat gigi, cuci muka dan beberapa semprot minyak wangi saya dan beberapa orang lainnya siap memulai sidang pada hari kedua.

***
Sidang berjalan sama seperti malam sebelumnya. Saya masih berada di depan laptop mencoba mencerna hingga menganalisa setiap kata yang dilontarkan oleh peserta sidang dan mencatatnya kembali. Saya paham dan mengerti betul bagaimana sulitnya menjadi seorang presidium sidang. Bukan hanya ketegasan yang diperlukan disini, tapi juga mental yang kuat untuk siap ditekan oleh peserta sidang, ketepatan dalam membaca situasi dan kecepatan untuk mengambil keputusan jika suasana persidangan mulai tidak kondusif.

Kegelisahan muncul ketika salah seorang penting dalam persidangan tak kunjung hadir bahkan hingga Kongres berakhir di hari ketiga. Namun hal ini tidak mengurangi suasana haru yang tercipta sesaat setelah pendemisioneran pengurus periode 2013-2014. Saya sebagai orang yang baru mengenal dan bergabung bersama mereka selama satu tahun lebih ikut merasa sedih dan terharu saat beberapa orang menyampaikan kesan-kesannya selama masa kepengurusan di GS. 

Saya merasakan bagaimana kehangatan yang tercipta di keluarga ini. Saya merasa beruntung berada diantara mereka, orang-orang hebat calon pionir-pionir bangsa yang memiliki pemikiran visioner tanpa melupakan sedikit pun tentang kebersamaan dan kekeluargaan. Proses yang kita jalanin belum berakhir, tapi baru akan kita mulai.

Kongres berakhir dengan terpilihnya Pemimpin Umum baru LPM GS Unsri yaitu Sdri.Widya Anggita Putri (An'11) yang siap meneruskan goresan pena yang diberikan oleh Pemimpin Umum sebelumnya, Ka Rudy dan kami yang akan ikut menorehkan tulisan dengan pena baru GS tersebut.
Sekian dan..
HIDUP PERS MAHASISWA! 

You May Also Like

0 komentar