Pernah

by - 10:38

Aku pernah menunggu,

tapi kau berlalu dan terus saja tak peduli seberapa lama aku sudah menyimpan ragu.
Lakuku hanya bisa termangu meratap kasih yang tak menentu.
Tuan, rindu ini penuh, kaku tersimpan dalam saku.

Aku pernah mencari,
mengiringi kaki yang berlari kesana kemari.
Tangisku tak ada lirih, mencoba membungkam segala rintih dan perih dalam hati.
Tuan, letih ini tak berarti meski ada belati yang siap menikam diri hingga tak bernyawa lagi.

Aku pernah menampikkan luka,
meronta tentang kita yang tak pernah mereka inginkan bahagia
Upayaku tak lebih dari seorang hamba yang memohon  kepada Tuhannya.
Tuan, segalanya sudah tak lagi ada, bahkan sekedar asa untuk dibentangkan dalam sebuah kita.


Jakarta, 2014

You May Also Like

0 komentar