Sayang, Ini Hariku

by - 02:55

Hai,
Waktu senggang kebetulan sedang datang. Selama sore, sayang.
Aku tau ini terlalu cepat, surat kemarin pun belum sempat kau balas. Tak apa sayang, aku hanya ingin surat itu sampai dalam keadan utuh di tanganmu dengan atau tanpa balas.

Isi dikepala tak sabar ingin segera disuarakan. Ingin sekali bisa kembali bercerita dengan tatap mata penuh cahaya. Sore ini tak seperti biasa. Aku menulis dengan tak lagi ditemani dinding ataupun lantai di kamar. Satu cup yoghurt ukuran single ditambah 2 buah donat dengan topping favorite sungguh membahagiakan di sore yang sejuk ini.

Orang-orang ramai lalu lalang dan tak ada seorang pun yang ku kenal. Sendiri memang, tapi bahagia turut serta menemani kesendirian yang tak seberapa ini. Jadwal penuh hari ini bagiku cukup untuk bisa melupakan rindu. Bagaimana harimu? Jangan lupa untuk selalu berbahagia dan berdoa tentu saja.


Mungkin kau sudah tidak asing dengan sosok satu ini, seseorang yang begitu menjemukan ketika mengajar. Minggu lalu beliau sukses menina-bobokan diri ini hingga tertidur di kelas. Suara kecil, materi yang tak dimengerti, penjelasan yang begitu menjemukan membuat waktu berjalan begitu lambat. 

Sayang, hari yang hampir sempurna ini sempat membuat tanda tanya besar di kepala. Aku dan teman-teman sekelas sungguh tak paham dengan kesalahan yang kami perbuat hingga beliau memutuskan untuk tidak lagi mengajar. Ah, seperti tidak tahu beliau saja. Bukan rahasia umum lagi beliau memang terkenal demikian.

Ah ya, ingin rasanya lama-lama bercerita. Tapi sayang, aku harus pergi dengan segera. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan.

Kamu, cepat kembali.

Palembang, 14 Februari
Tertanda


Aku.

You May Also Like

0 komentar