Hey Des!!

Powered by Blogger.

Seseorang pernah begitu enggan berurusan dengan jarak.
Ia tahu betapa menyiksanya rindu ketika raga tak bisa direngkuh. Ketika tidak bisa lagi saling menatap saat berbicara.
Ia tidak ingin kembali menyalahkan jarak atas apa yang tidak pernah dilakukannya. Ia sadar bahwa jaraklah yang membuat ia dapat membaca segalanya. Termasuk apa yang semesta ingin sampaikan.

Bertahun lamanya ia mulai mencoba  kembali berdamai dengan jarak.
Perlahan ia mengerti bahwa jarak tercipta bukan untuk jadi alasan dusta, tapi bisa semakin memperkuat cinta. Jarak ada untuk menyadarkan mereka yang kerap melupa akan arti bersama.
Ia tahu bahwa ada yang lebih besar dari sekadar kata rindu; untai doa.
Ia tahu bahwa prasangka hanya akan membuat segala menjadi petaka.

Seseorang tersebut kini sedang berusaha untuk tidak memusuhi jarak yang kerap kali mengubah rindu menjadi belati hingga mampu melukai dirinya. Saat malam bahkan di tengah keramaian.
Karena jarak ada untuk dilewati bukan untuk dicaci kemudian dibenci.
Karena jarak ada untuk dinikmati bukan untuk dikhianati karena lelah sendiri

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kanvasku kini telah bergambar. Seseorang datang membawa potongan langit dan senja mengburkan hitam di atasnya. Ia begitu tekun melukis semesta di riuhnya kepala ini meskipun aku masih saja berlari. Ya, terus berlari hingga pada akhirnya aku tak ingin berhenti mengitari setiap sudut di dirinya.

Langkahku kini tidak lagi cemas sendirian. Seseorang telah mengiringi dan memberi lengan tempat menyandarkan lelah juga sepi. Jalan menuju puncak masih panjang dan terbentang begitu terjal di luar sana. Saling mengulurkan tangan dan menopang kala pincang, aku harap kita bisa terus saling menguatkan. Menelusuri belantara dan tersesat di dalamnya aku akan  tetap merasa aman bila itu bersamanya.

Mungkin memang jemari ini tidak bisa teru-menerus kau genggam untuk sekarang. Kadang rindu juga akan terasa begitu menyiksa ketika raga berjauhan. Namun percayalah, dekapmu tetap melekat meski jarak kita seringkali tidak dekat. 

Adalah
kamu, sempurna di ketidaksempurnaanku,
kamu ganjil yang menggenapkanku,
kamu pengisi di setiap celah kekosonganku,
kamu bintang di malam dan terik di siangku,
dan karena kamu kini adalah semestaku

Indralaya, Agustus 2015
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia. Teeeet! Dari Sabang sampai Merauke. Yak! satujuta rupiaaaah. Oke. Maap.
Tahukah anda bahwa lagu nasional tersebut dibuat berdasarkan kisah nyata? Yaaaa, walaupun udah pada tau, gapapa deh ya kalo gue lanjutin. Indonesia adalah negara kepulauan yang tersusun dari puluhan ribu pulau yang detailnya bisa lo cari sendiri di google. Sabang dan Merauke itu dianggap bisa mewakili secara keseluruhan karena masing-masing berada di ujung barat dan timur Indonesia. Kalau mau yang lebih lengkap, dari barat samapi tirmur dan selatan sampai utara, mungkin bisa dengerin jingle mie Indonesia itu. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote. Indonesia tanah airku. Indomie selerakuuuuuuu~

Sebagai bangsa yang memiliki banyak pulau, tentu Indonesia juga terdiri dari berbagai suku yang setiap sukunya memilki bahasa daerahnya masing-masing. Itulah mengapa diciptakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Terus kenapa gue bahas itu? Gapapa sih biar keliatan keren aja di alenia pembuka.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sudah seminggu sejak terakhir kita bertemu
berbincang, pada satu pertemuan yang sudah pernah ada kita sebelumnya
akui saja, kamu sadar pada setiap tatap yang bertautan ketika kita saling mencari di kerumunan
pada setiap kesengajaan duduk berdampingan di banyak orang yang bisa saja bersebelahan

Kemudian aku berkaca pada kita di setahun belakang
terlalu naif bagiku untuk mendeskripsikan tentang sebuah perasaan
Barangkali saat itu kita terlalu sibuk
kamu sibuk mengatur jarak, sedang aku sibuk mengacak dekat

Barangkali saat itu kita terlalu sibuk
kamu sibuk mengacuhkan tatap, sedang aku sibuk menepikan rekat
kita sibuk membunuh ingatan, sehingga kita tidak sibuk saling merindukan

Barangkali saat itu kita terlalu sibuk
kamu sibuk bertualang di banyak perempuan, sedang aku sibuk berjalan mencari tenang
kita sibuk saling menghalau, sehingga kita mulai menghilang

Barangkali saat ini kita terlalu sibuk
sibuk yang mungkin sengaja kita buat-buat
kamu sibuk dengan ketidaktahuanmu, sedang aku sibuk berdoa dalam diamku

Kepada kamu yang barangkali sedang sibuk menganalisa 'kamu' di setiap baris tulisanku
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Delapan belas tahun yang lalu aku adalah seorang tunggal, seorang putri satu-satunya sebelum akhirnya kamu dilahirkan. Jujur saja, aku lupa bagaimana rasanya. Mungkin ketika itu aku senang karena mendapat seorang teman atau aku merasa sedih karena merasa cinta yang selama ini aku dapatkan akan terbagi? Entahlah aku tak dapat mengingatnya.

Adikku, Nurlaila, surat ini khusus aku tuliskan untukmu. Jika kamu tanya mengapa, jawabnya karena mungkin kamu yang sekarang sudah lebih paham ketimbang kedua adikku yang lainnya. Sesederhana itu. 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Day 6
Kepadamu surat ini kukirimkan,

“Abang, ini gue D, temennya R yang dari Plbg, gue udah di jalan”

“Oke sip”

Singkat, padat dan jelas isi pesan yang abang balas sebagai awal percakapan pertama kita kala itu. Ingatkah? Hmm abang mungkin lupa karena pasti banyak di antara kenalan abang melakukan hal yang sama. Tapi pasti abang ingat pada seorang gadis yang merengek minta makan karena kelaparan akibat menempuh perjalanan seharian; Palembang-Kalianda sesaat setelah ia sampai?

Hai, abang dalam keadaan baik saja bukan? Meski disibukkan dengan berbagai kegiatan dan segudang jadwal perjalanan, abang harus tetap menjaga kondisi kesehatan. Abang mungkin tidak akan pernah membaca surat ini, jika abang kebetulan tidak sengaja menemukannya, abang tidak perlu banyak bertanya, cukup ketahui bahwa aku bahagia tiap mengingat pertemuan pertama kita dan kisah manis di dalamnya.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Day 5
Selain gambar, lagu adalah pengantar kenangan yang paling baik. Bak menonton sebuah film, semua kenangan terputar begitu saja mengikuti nada beriring suara yang terus mengalun meski secara sadar kita tak ingin mengingatnya, 

Kepada kamu sang empunya cerita dalam Soulmate-nya Kahitna, apa kamu juga menjadikan aku pemilik kenangan di setiap lagu ini terdengar olehmu? Aku akan baik saja sekalipun kamu jawab tidak.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Day 4 
Kita hanyalah sekumpulan anak rumahan yang mulai mencoba mengasingkan diri dari nyamannya ketiak ayah bunda. Aku yakin, kita dipertemukan bukan sekedar berdasar sebuah kebetulan. Ada sesuatu yang ingin semesta ciptakan, mungkin akan menjadi sebuah pelajaran atau hanya berakhir sebagai kenangan.

Kita, 41 remaja beranjak dewasa yang memiliki isi kepala berbeda. Tak apa, selama tujuan kita masih sama -berjuang memasang senyum bahagia di wajah orang tua.

Kawan, hampir empat tahun sudah kita bersama; berbagi tawa dan duka yang nantinya akan menjadi sebuah cerita. Kita pernah duduk dalam satu ruang yang sama, berdiskusi dan membicarakan banyak hal, meski tak jarang kehangatan yang kita ciptakan berujung pada ego yang tak ingin dikalahkan. 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Day 3
Teruntuk sahabat, partner, kawan, keluarga ku di surganya Allah,
Alm. Dedek Mareta Setyabudi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DEEEEEK!!!!

Pasti kau lega nian ye, la sudah demisioner sekarang, haha semoga makin tenang yo tidur panjang kau di sano. Ini adalah kongres kedua yang aku ikuti selama di GS. Kongres yang cukup pahit sebenernya buat aku. Dak biso aku pungkiri, kongres tahun lalu jadi bayang-bayang buat aku di kongres yang baru saja dilaksanain 30 Januari – 1 Februari tadi, dan setiap inget kongres tahun lalu, setiap itu pula sosok kau langsung muncul di kepala.

Inget dak, cakmano kau bersikuku minta aku balek ke Palembang untuk datang kongres? Inget dak waktu itu kau yang “..gek aku pinjem motor budak yang la ado, nanti aku jemput” saat aku bingung gimana ke lokasi karena aku daktau jalan? Inget dak obrolan kita waktu kau nraktir aku makan di rumah makan padang sebelum ke lokasi? Inget dak, kau yang mintak aku buat jadi Redaktur dan ngedampingin kau di redaksi?
Aku inget, Dek, aku inget jelas nian itu semua. Ah, bahkan chat obrolan kito itu masih aku simpen sampai sekarang.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Day 2
Yang saya hormati mba-mba analis laboratorium

Saya mulai mengenal mba-mba sekalian di semester ke-dua saya menjadi mahasiswa di jurusan yang sedang saya tekuni. Hubungan kita tidak selalu berjalan baik, kadang saya merasa jengkel atas sikap dan prilaku mba-mba sekalian yang jutek dan menyebalkan. Mba pasti pernah berbelanja di sebuah toko bukan? Bagaimana apabila si pemilik toko memasang muka jutek dan bersikap tidak ramah saat melayani mba yang ingin berbelanja? Bukankah tidak nyaman diperlakukan demikian?

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Day 1
Tidak banyak yang ingin aku sampaikan di surat pertama kita, ah, surat-suratku mungkin terdengar lebih bisa diterima. 

Surat yang lagi bertuankan kamu kali ini menjadi pembuka rangkaian menulis surat cinta hingga 30 hari ke depan. Yaaaa, baiklah, ini bukanlah surat cinta antara aku dan kamu pun aku dengannya, hanya beberapa baris kata yang kadang aku lebih senang untuk menyuratkannya karena tak bisa untuk melisankannya.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Halooooooo

Postingan perdana di 2015 nih. Kemarin juga jadi yang perdana buat gue menghabiskan malam tahun baru sama anak GS. Perdana sekaligus terakhir sih kalo itu kayanya. Cerita sedikit ya, acara kemarin itu banyak yang ngga bisa datang, tapi secara keseluruhan tetap seru kalo sama mereka mah. Trus, karena ga boleh ngidupin kembang api di daerah komplek tempat kita ngadain acara, jadilah kita keluar malem itu. Niat awal si mau liat kembang api di luar, tapi ujug-ujug malah muter-muter sampe akhirnya beli durian dan makan di bawah ampera.

Well, mau bahas apa kita sekarang ini? Berhubung masih suasana tahun baru kita ngomongin resolusi aja kali ya.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Instagram: @desimegaw

Labels

#30HariMenulisSuratCinta SajakSajakPatah CampusLife Story Of My Life Artikel Catatan Perjalanan CeritaPendek Blog Competition Tentang Rindu

recent posts

Blog Archive

  • ►  2018 (1)
    • ►  December (1)
  • ►  2017 (2)
    • ►  December (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2016 (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2015 (12)
    • ▼  December (1)
      • Seseorang dan Jarak
    • ►  August (1)
      • Adalah Kamu, Semestaku
    • ►  July (1)
      • Bahasa di Sumatera Selatan
    • ►  February (6)
      • Barangkali Kita Terlalu Sibuk
      • Sisterhood
      • Kita di Kalianda
      • Soulmate
      • Teruntuk Kita yang Kini Disibukkan Keadaan
      • Terlalu Sayang untuk Pergi Meninggalkan
    • ►  January (3)
      • Mungkin Mba Lelah
      • Surat Pertama
      • Ritual Merancang Resolusi
  • ►  2014 (27)
    • ►  December (3)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (10)
    • ►  January (3)
  • ►  2013 (19)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  February (5)
  • ►  2012 (24)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)

Follow me on:

  • Soundcloud
  • Twitter
  • Instagram

Created with by BeautyTemplates| Distributed By Gooyaabi Templates